Githa Kartika Kusuma Wardhani
1A113739
2KA24
KEPEMIMPINAN
Dalam berorganisasi tentu kita mempunyai seorang pemimpin,
dan tentunya mempunyai cara kepemimpinan yang khas.
Tipe-Tipe
Kepemimpinan
Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat
diklasifikasikan menjadi lima type utama yaitu sebagai berikut :
1. Tipe
Pemimpin Otokratis
Tipe pemimpin ini menganggap
bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.
Ciri-ciri pemimpin tipe ini
adalah sebagai berikut :
·
Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi
·
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan
organisasi.
·
Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat
semata-mata
·
Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat
dari orang lain karena dia menganggap dialah yang paling benar.Selalu
bergantung pada kekuasaan formal
·
Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan
pendekatan (Approach) yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.
Dari sifat-sifat yang dimiliki
oleh tipe mimpinan otokratis tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe ini
tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai
dalam organisasi modern.
2. Tipe
Kepemimpinan Militeristis
Perlu diparhatikan terlebih
dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama
dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin
dalam militer adalah bertipe militeristis.
Seorang pemimpin yang bertipe
militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
·
Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah
ditetapkan, perintah mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama.
·
Dalam menggerakkan bawahan sangat suka
menggunakan pangkat dan jabatannya.Sonang kepada formalitas yang berlebihan
·
Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan
mutlak dari bawahan
·
Tidak mau menerima kritik dari bawahanMenggemari
upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Dari sifat-sifat yang dimiliki
oleh tipe pemimpin militeristis jelaslah bahwa ripe pemimpin seperti ini bukan
merupakan pemimpin yang ideal.
3. Tipe
Pemimpin Paternalistis
Tipe kepemimpinan
fathornalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau
kepakan.ke Pemimpin seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapaan dalam
menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan
sifat terlalu sentimentil.
Sifat-sifat umum dari tipe
pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut:
·
Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak
dewasa.
·
Bersikap terlalu melindungi bawahanJarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan. Karena itu
jarang dan pelimpahan wewenang.
·
Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya
tuk mengembangkan inisyatif daya kreasi.
·
Sering menganggap dirinya maha tau.
Harus diakui bahwa dalam
keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diporlukan. Akan tetapi ditinjau
dari segi sifar-sifar negatifnya pemimpin faternalistis kurang menunjukkan
elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.
4. Tipe
Kepemimpinan Karismatis
Sampai saat ini para ahli
manajemen belum berhasil menamukan sebab-sebab mengapa seorang pemimin memiliki
karisma. Yang diketahui ialah tipe pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik
yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan
para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini,
pengetahuan tentang faktor penyebab Karena kurangnya seorang pemimpin yang
karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi
dengan kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan,
umur, kesehatan profil pendidikan dan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai
kriteria tipe pemimpin karismatis.
5. Tipe
Kepemimpinan Demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan
yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang
terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan
kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari tipe
kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut:
·
Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik
tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
·
Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan
tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi.
·
Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari
kritik bawahannya.
·
Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan
berikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak
mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan.
·
Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai
tujuan.
·
Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya
lebih sukses daripadanya.
·
Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya
sebagai pemimpin.
Dari sifat-sifat yang harus
dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak mudah untuk
menjadi pemimpin demokratis.
Macam-macam Gaya
Kepemimpinan
Tiga gaya kepemimpinan yang pokok yaitu gaya kepemimpinan
Otokratis, Demokratis, Laissez faire.
1. Gaya
Kepemimpinan Otokratis
Gaya kepemimpinan Otokratis ini
meletakkan seorang pemimpin sebagai sumber kebijakan. Pemimpin merupakan
segala-galanya. Bawahan dipandang sebagai orang yang melaksanakan perintah.
Oleh karena itu bawahan hanya menerima instruksi saja dan tidak diperkenankan
membantah maupun mengeluarkan ide atau pendapat. Dalam posisi demikian anggota
atau bawahan tidak terlibat dalam soal keorganisasian. Pada tipe kepemimpinan
ini segala sesuatunya ditentukan oleh pemimpin sehingga keberhasilan organisasi
terletak pada pemimpin.
2. Gaya
Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan ini
memberikan tanggungjawab dan wewenang kepada semua pihak, sehingga ikut
terlibat aktif dalam organisasi, anggota diberi kesempatan untuk memberikan
usul serta saran dan kritik demi kemajuan organisasi. Gaya kepemimpinan ini
memandang bawahan sebagai bagian dari keseluruhan organisasinya, sehingga
mendapat tempat sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Pemimpin
mempunyai tanggungjawab dan tugas untuk mengarahkan, mengontrol dan
mengevaluasi serta mengkoordinasi.
3. Gaya
Kepemimpinan Laissez faire
Pada prinsipnya gaya
kepemimpinan ini memberikan kebebasan mutlak kepada para bawahan. Semua
keputusan dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan diserahkan sepenuhnya kepada
bawahan. Dalam hal ini pemimpin bersifat pasif dan tidak memberikan
contoh-contoh kepemimpinan. (Ngalim Purwanto, 1992:48-50)
Dari beberapa gaya kepemimpinan tersebut akan mempunyai
tingkat efektivitas yang berbeda-beda, tergantung pada faktor yang mempengaruhi
perilaku pemimpin. Seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya sangat
dipengaruhi oleh faktor, baik yang berasal dari dalam diri pribadinya maupun
faktor yang berasal dari luar individu pemimpin tersebut.
Teori Kepemimpinan
Beberapa teori telah dikemukakan para ahli majemen
mengenai timbulnya seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang
lainnya.
Di antara berbagai teori mengenai lahirnya paling
pemimpin ada tiga di antaranya yang paling menonjol yaitu sebagai berikut :
1. Teori
Genetie
Inti dari teori ini tersimpul
dalam mengadakan "leaders are born and not made". bahwa penganut
teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan
dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada
suatu waktu ia akn menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya
takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
2. Teori
Sosial
Jika teori genetis mengatakan
bahwa "leaders are born and not made", make penganut-penganut sosial
mengatakan sebaliknya yaitu :
"Leaders are made and not
born".
Penganut-penganut teori ini
berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi
pendidikan dan kesempatan untuk itu.
3. Teori
Ekologis
Teori ini merupakan
penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-ponganut
teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik
apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana
kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman
yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang
telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan
segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan
teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan.Namun demikian
penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat
mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul
sebagai pemimpin yang baik.
Fungsi
kepemimpinan memiliki dua dimensi seperti :
1. Dimensi
yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan
atau aktivitas pemimpin
2. Dimensi
yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang
yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/ organisasi
Secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi
pokok kepemimpinan, yaitu :
1. Fungsi
instruktif
Ini bersifat komunikasi satu
arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa,
bagaimana, bilamana dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat
dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk
menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.
2. Fungsi
konsultatif
Ini bersifat komunikasi dua
arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali
memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan
orang-orang yang dipimpinnya, yang dinilai mempunyai bahan informasi yang
diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi pimpinan
pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan
sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan
berupa umpan balik untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan
yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Dengan menjalankan fungsi konsultatif
dapat diharapkan keputusan-keputusan pimpinan akan mendapat dukungan dan lebih
mudah menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlangsung efektif.
3. Fungsi
partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini
pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam
keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi
tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan
terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok
orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin
dan bukan pelaksana.
4. Fungsi
delegasi
Ini dilaksanakan dengan
memberikan pelimpahan wewenang membuat/ menetapkan keputusan, baik melalui
persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada
dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini
merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan
aspirasi.
5. Fungsi
pengendalian
Bermaksud bahwa kepemimpinan
yang sukses/ efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan
dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama
secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan
bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar